✔ Kurikulum Yang Bergotong-Royong Ialah Guru, Ini Klarifikasi Mendikbud

 Mendikbud Muhadjir Effendy menyampaikan terdapat empat prinsip Penguatan Pendidikan Karakte ✔ Kurikulum Yang Sesungguhnya Adalah Guru, Ini Penjelasan Mendikbud
Kurikulum Yang Sesungguhnya Adalah Guru, Ini Penjelasan Mendikbud
Gurumaju.com –  Mendikbud Muhadjir Effendy menyampaikan terdapat empat prinsip Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). kalau keempat prinsip ini sanggup dilakukan, maka mendikbud optimis bahwa nantinya tidak ada lagi golongan masyarakat yang protes PPK.

Mendikbud menyampaikan prinsip yang pertama ialah Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah. dalam hal ini Sekolah bertanggung jawab mengelola aktivitas berguru siswa, baik itu di sekolah, ditengah-tengah masyarakat, maupun dalam keluarga. Konsep berguru anak harus diubah, siswa tidak lagi hanya berguru di kelas atau di sekolah, tapi juga di luar sekolah.

“Sekolah wajib bertanggung jawab atas apa saja yang dipelajari oleh siswanya. Tiga sentra pendidikan itu (keluarga, masyarakat dan sekolah) dilarang berjalan sendiri-sendiri. Harus saling terkait dan bersinergi,” ujar Mendikbud Muhadjir di Jakarta, Senin (7/8).

Prinsip yang Kedua ialah, dalam penguatan pendidikan aksara (PPK), sistem pembelajaran di sekolah perlu menyebarkan metode-metode yang merangsang cara berguru siswa secara aktif.

Prinsip yang ketiga berdasarkan Mendikbud Muhadjir ialah kurikulum berbasis luas (broadbased curriculum) sehingga sumber berguru tidak terbatas hanya pada sekolah, buku maupun guru. Di sekitar sekolah terdapat aneka macam sumber-sumber berguru yang sanggup dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pendidikan.

“Jadi kurikulum itu sebenarnya yaitu guru. Apa yang ada di pikiran dan di hati guru itulah yang kemudian dikelola gotong royong dengan siswa, itulah kurikulum,” Ujar Mendikbud.

Untuk ke depannya, Mendikbud berharap evaluasi tidak hanya berupa angka-angka dari intrakurikuler (mata pelajaran wajib) saja, namun juga sekolah harus mempunyai catatan perkembangan kepribadian. Sehingga nantinya agar setiap siswa yang telah lulus pendidikan menengah juga mempunyai semacam portofolio yang dihimpun dari rekaman kepribadian tersebut.
"Contohnya kalau anak di madrasah diniyah telah berhasil menuntaskan juz amma, pencapaian tersebut haruslah dicatat oleh guru dalam rekam kepribadiannya," ujar Mendikbud.

Prinsip yang keempat adalah individualisasi setiap akseptor didik. Guru perlu membantu setiap anak untuk mengaktualkan potensi diri yang dimilikinya.
“Setiap anak itu mempunyai keistimewaan masing-masing, setiap anak itu mempunyai keunggulannya masing-masing, dan unik,” ucapnya.

Sumber : JPNN

Perhatian: Sebelum menutup Artikel "Kurikulum Yang Sesungguhnya Adalah Guru, Ini Penjelasan Mendikbud" ini, Silahkan Jika ada pertanyaan, saran, atau ingin memperlihatkan masukan silahkan menuliskannya di kolom komentar, Admin dengan bahagia hati untuk meresponnya.

Jika merasa artikel ini bermanfaat, Silahkan untuk meng-KLIK tombol Share yang telah Admin sediakan  dibawah ini baik melalui Facebook, Twitter maupun Google Plus Agar Anda juga menjadi orang yang memberi manfaat untuk orang lain...

Sekian dari kami semoga bermanfaat, salam Pendidikan…

Belum ada Komentar untuk "✔ Kurikulum Yang Bergotong-Royong Ialah Guru, Ini Klarifikasi Mendikbud"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel