✔ Pambudi Sunarsihanto: Helping Your Children To Build Their Future
Dari majelis sebelah, begitu kalimat pembuka yang disampaikan Bapak Wiworo di statusnya yang memaksa saya untuk membacanya, alasannya ialah kalimat pembuka share artikel kini ini umumya ialah "dari grup tetangga" atau "dari grup sebelah". Tetapi dengan kata pembuka "dari majelis sebelah", saya yakin isi dari artikel ini sangat baik untuk dibaca dan kemudian di share lagi dan lagi.
Himbauan eksklusif juga disampiakan kepada para orangtua dan dewasa untuk membacanya, ini perihal bagiamana nanti di sekolah atau perguruan tinggi "Pilih Jurusan Apa Nanti?"
Sebut saja namanya Henry. Kami janjian ketemu di Le Paul di Takashimaya. Kebetulan saya lagi kangen makanan Perancis.
Dan mulailah kami ngobrol sana sini, perihal disruption, perihal dunia pendidikan, perihal reward system untuk innovation aktivitas ...etc ...etc.
Sampai tiba-tiba Henry bertanya, ”Pam, anakku gres kelas 1 Sekolah Menengan Atas dan ia bertanya, sebaiknya nanti ia kuliah apa ya?”
I said, ”Why you asked me this question? You are the one who is a professor in a famous university!”
Henry meneruskan, ”Well, Pam tahu kan, kadang kala apa yang dihasilkan dunia pendidikan dan yang diharapkan oleh industry bisa berbeda.
I want to make sure that my daughter will be in the right path.
Apalagi dengan periode disruption sekarang, begitu banyak pekerjaan yang akan hilang!
Terus anak saya harus kuliah apa dong!”
Good question!
Tetapi, apakah pertanyaan itu perlu ditanyakan? Bukankah pada jadinya nanti kita semua akan menjadi HIMASALJU ? [Himpunan Mahasiswa Salah Jurusan?]
Ijasah temen saya Teknik Kimia,
kini jadi CEO bank.
Ijasah saya Computer Engineering, jadi HR Director,
dan saya punya sobat lulusan Kedokteran Umum yang menjadi dosen dan konsultan management.
So what?
The most important thing will be your agility, kemampuan mempelajari hal hal yang baru.
Suatu ketika saya membantu client saya merekrut Telco Troubleshooting engineer di Jepang. Dan yang mendaftar ialah seorang dokter [lulusan Kedokteran Umum]. Dan saya tanya dia, ”Ngapain dokter mendaftar sebagai Telecom engineer?”
Dan ia menjawab, ”Saya sudah mencar ilmu untuk troubleshoot badan manusia, jika Anda kasih saya buku petunjuknya Mobile Switching Center, saya akan pelajari dan saya akan troubleshoot your MSC!”
Voila, anything can be learned. Selama Anda mau mencar ilmu dan bekerja keras di field yang baru!
Henry meneruskan, ”Tapi kan bukan berarti kita kuliah sembarang jurusan kan Pam? Memang ada banker yang dari Akunting atau Teknik Kimia. Tapi kan gak ada banker yang dari jurusan seni rupa atau seni tari kan?”
Ok, ok, setuju!
Kaprikornus gimana?
Ok, lets make it very simple.
Kuliah apapun, jurusan apapun, di universitas apapun, tidak akan ada yang bisa membekali Anda dengan kemampuan yang menciptakan anda “siap kerja!”.
Di perusahaan Anda nanti, Anda masih harus di pelatihan lagi semoga anda siap melaksanakan pekerjaan Anda!
Makanya yang penting ialah agility, kemampuan Anda mempelajari hal hal gres [seberapa cepat Anda bisa absorb pengetahuan gres dan menerapkannya].
Nah di situlah kita tetap perlu mencar ilmu perihal :
Terserah apapun sistemnya.
Bisa banking system, supply chain, manufacturing atau apapun. Tetapi in the end of the day this is what you will do, mempelajari sebuah “system” dan menganalisa bagaimana “system” itu akan interract dan interlink dengan yang lain!
Itulah mengapa seorang lulusan Teknik Kimia bisa menjadi CEO bank, alasannya ialah di Teknik Kimia mereka mempelajari “proses”, jadi mereka bisa menerapkan knowledge mereka perihal “process” ke banking system.
Kalau orang-orang yang masih bermental “jadoel” gak akan ngerti itu, dan mereka akan komentar menyerupai ini
Ok, kini kita kembali ke Henry, apa yang harus Henry lakukan untuk menawarkan advice yang sempurna pada anaknya...
Kita coba beberapa langkah di bawah ini...
Kaprikornus ingat, untuk lebih mempersiapkan belum dewasa anda untuk masa depan mereka, lalukan kelima langkah di bawah ini:
Salam hangat dari Pambudi Sunarsihanto.
Ada masukan yang sifatnya membangun terkait dilema Helping Your Children to Build Their Future, silahkan disampaikan, kami dengan bahagia hati segera menanggapinya😊😊.
Jika Bermanfaat👌 Jangan Lupa Untuk Berbagi 🙏Share is Caring👀
Video pilihan khusus untuk Anda 💗 Everything Starts With A Dream;
Himbauan eksklusif juga disampiakan kepada para orangtua dan dewasa untuk membacanya, ini perihal bagiamana nanti di sekolah atau perguruan tinggi "Pilih Jurusan Apa Nanti?"
Helping Your Children to Build Their Future
Dua hari yang lalu, saya berada di Singapore. Dan saya berkesempatan untuk minum kopi bersama seorang teman saya, yang menjadi profesor di sebuah Universitas terkemuka di Singapore.Sebut saja namanya Henry. Kami janjian ketemu di Le Paul di Takashimaya. Kebetulan saya lagi kangen makanan Perancis.
Dan mulailah kami ngobrol sana sini, perihal disruption, perihal dunia pendidikan, perihal reward system untuk innovation aktivitas ...etc ...etc.
Sampai tiba-tiba Henry bertanya, ”Pam, anakku gres kelas 1 Sekolah Menengan Atas dan ia bertanya, sebaiknya nanti ia kuliah apa ya?”
I said, ”Why you asked me this question? You are the one who is a professor in a famous university!”
Henry meneruskan, ”Well, Pam tahu kan, kadang kala apa yang dihasilkan dunia pendidikan dan yang diharapkan oleh industry bisa berbeda.
I want to make sure that my daughter will be in the right path.
Apalagi dengan periode disruption sekarang, begitu banyak pekerjaan yang akan hilang!
Terus anak saya harus kuliah apa dong!”
Good question!
Tetapi, apakah pertanyaan itu perlu ditanyakan? Bukankah pada jadinya nanti kita semua akan menjadi HIMASALJU ? [Himpunan Mahasiswa Salah Jurusan?]
Ijasah temen saya Teknik Kimia,
kini jadi CEO bank.
Ijasah saya Computer Engineering, jadi HR Director,
dan saya punya sobat lulusan Kedokteran Umum yang menjadi dosen dan konsultan management.
So what?
The most important thing will be your agility, kemampuan mempelajari hal hal yang baru.
Suatu ketika saya membantu client saya merekrut Telco Troubleshooting engineer di Jepang. Dan yang mendaftar ialah seorang dokter [lulusan Kedokteran Umum]. Dan saya tanya dia, ”Ngapain dokter mendaftar sebagai Telecom engineer?”
Dan ia menjawab, ”Saya sudah mencar ilmu untuk troubleshoot badan manusia, jika Anda kasih saya buku petunjuknya Mobile Switching Center, saya akan pelajari dan saya akan troubleshoot your MSC!”
Voila, anything can be learned. Selama Anda mau mencar ilmu dan bekerja keras di field yang baru!
Henry meneruskan, ”Tapi kan bukan berarti kita kuliah sembarang jurusan kan Pam? Memang ada banker yang dari Akunting atau Teknik Kimia. Tapi kan gak ada banker yang dari jurusan seni rupa atau seni tari kan?”
Ok, ok, setuju!
Kaprikornus gimana?
Ok, lets make it very simple.
Kuliah apapun, jurusan apapun, di universitas apapun, tidak akan ada yang bisa membekali Anda dengan kemampuan yang menciptakan anda “siap kerja!”.
Di perusahaan Anda nanti, Anda masih harus di pelatihan lagi semoga anda siap melaksanakan pekerjaan Anda!
Makanya yang penting ialah agility, kemampuan Anda mempelajari hal hal gres [seberapa cepat Anda bisa absorb pengetahuan gres dan menerapkannya].
Nah di situlah kita tetap perlu mencar ilmu perihal :
- logical thinking
- system thinking
- analytical skills
- big picture thinking
Terserah apapun sistemnya.
Bisa banking system, supply chain, manufacturing atau apapun. Tetapi in the end of the day this is what you will do, mempelajari sebuah “system” dan menganalisa bagaimana “system” itu akan interract dan interlink dengan yang lain!
Itulah mengapa seorang lulusan Teknik Kimia bisa menjadi CEO bank, alasannya ialah di Teknik Kimia mereka mempelajari “proses”, jadi mereka bisa menerapkan knowledge mereka perihal “process” ke banking system.
Kalau orang-orang yang masih bermental “jadoel” gak akan ngerti itu, dan mereka akan komentar menyerupai ini
- ngapain lulusan Kimia ke bank?
- kasihan amat, kuliah 5 tahun gak digunakan ilmunya?
- kok kerjanya bisa kesasar begitu?
Ok, kini kita kembali ke Henry, apa yang harus Henry lakukan untuk menawarkan advice yang sempurna pada anaknya...
Kita coba beberapa langkah di bawah ini...
- Find their passion
Pertama kali, cari passion mereka apa. Ingat orang yang mengerjakan sesuatu sesuai dengan passionnya akan perform lebih bagus.
Lihat, mata pelajaran apa yang nilainya lebih bagus.
Dan tanyakan 2-3 mata pelajaran yang ia paling sukai. - Help them draw their dream
Nah, kemudian tanyakan harapan hidupnya apa.
Bidang apa yang akan ia sukai
Ingat , you are helping them to build their own dream and not yours! - Help your children to choose one field with their passions and connect to their dream
Help them to connect the dots. Usahakan semoga apa yang mereka sukai akan nyambung dengan apa yang mereka ingin kerjakan di masa depan.
Kaprikornus lihatlah apakah anak Anda:
- hobby berkutat dengan mobil-mobilan dan gadget electronic?
- Berkomunikasi dan Berinteraksi dengan orang?
- Lebih banyak fokus di kegiatan fisik dan olahraga?
- Bekerja sendiri dan berkreasi?
Berdasarkan pengamatan perihal apa yang mereka sukai, bidang apa nilai mereka lebih anggun dan harapan yang ingin mereka capai, arahkan mereka ke jurusan yang akan mereka pilih.
Dont worry too much. Jurusan itu bukan menciptakan mereka terpaku seumur hidup mereka, masih banyak kemungkinan bahwa mereka akan bekerja di bidang yang [seolah-olah] tidak ada hubungannya.
Kaprikornus paradigmanya bukanlah “saya akan menjadi insinyur kimia yang baik”, tetapi paradigma kini adalah, ”Saya akan mencar ilmu system and design thinking, dan saya memakai kasus-kasus di jurusan teknik kimia sebagai simulasi untuk memecahkan permasalahan !” - They have to Build the emotional and social intelligence
Sampaikan bahwa selain kuliah, mereka juga harus mencar ilmu perihal leadership dan teamwork. Intinya bagaimana mengendalikan emosi sendiri dan bagaimana mereka memahami orang lain.
Hal ini bisa dipupuk dengan seringkali mengikuti kegiatan organisasi di kampus, senat, kegiatan kemahasiswaan, atau apapun yang menciptakan mereka bekerjasama dengan orang-orang lain yang akan melatih social skills mereka.
Suatu ketika nanti mereka akan mengerti bahwa kemampuan mereka dalam teamworking dan leadership ternyata akan sama pentingnya dengan kemampuan akademis mereka! - Tell them to build their agility
Last but not least, tell them to build agility, by learning something new every time. Dunia akan berubah begitu cepat, mereka juga harus mencar ilmu dengan irama yang lebih cepat lagi. Untuk melatih itu mereka harus selalu mempelajari sesuatu yang baru.
Apa yang bisa mereka pelajari?
Anything! Bahasa asing, memasak, berkuda, olahraga baru, menggambar, ...etc.
It does not matter WHAT they learn. What matters is HOW they continuously stimulate their brain to learn something new and to puck up new knowledge/skills.
This will be very useful in the future.
Kaprikornus ingat, untuk lebih mempersiapkan belum dewasa anda untuk masa depan mereka, lalukan kelima langkah di bawah ini:
- Find their passion
- Help them draw their dream
- Help your children to choose one field with their passions and connect to their dream
- They have to Build the emotional and social intelligence
- Tell them to build their agility
Salam hangat dari Pambudi Sunarsihanto.
Ada masukan yang sifatnya membangun terkait dilema Helping Your Children to Build Their Future, silahkan disampaikan, kami dengan bahagia hati segera menanggapinya😊😊.
Jika Bermanfaat👌 Jangan Lupa Untuk Berbagi 🙏Share is Caring👀
Video pilihan khusus untuk Anda 💗 Everything Starts With A Dream;
Belum ada Komentar untuk "✔ Pambudi Sunarsihanto: Helping Your Children To Build Their Future"
Posting Komentar