✔ Guru Butuh Pembinaan Kreativitas

embelajaran di dalam kelas yang menarik dan menyenangkan bagi siswa masih sulit ditemukan  ✔ Guru Butuh Pelatihan Kreativitas
Pembelajaran di dalam kelas yang menarik dan menyenangkan bagi siswa masih sulit ditemukan di sekolah-sekolah. Persoalannya alasannya ialah guru-guru belum bisa mengembangkan kreativitas mereka untuk membuat dan memanfaatkan materi asuh yang bahwasanya tidak absurd bagi siswa.

"Proses belajar-mengajar bisa dikembangkan menjadi sangat menarik hanya dengan memakai alat bantu berguru yang terbuat dari barang bekas. Banyak guru yang gres paham dan menyadari hal ini kalau sudah diberi pelatihan. Karena itu, pembinaan yang memancing kreativitas guru perlu ditingkatkan," ujar Rifa Ariani, Direktur Sekolah Global Mandiri Cibubur di Jakarta, Rabu (18/2).

Sekolah Global Mandiri dalam beberapa tahun belakangan ini sering menyebarkan ilmu dan pengalaman dengan guru-guru yang berada di kawasan melalui sebuah kegiatan pembinaan yang bertemakan Peningkatan Mutu Pendidikan Tingkat SD dengan Metode Pembelajaran Menggunakan Barang Bekas. Para guru di kawasan itu diberi buku berjudul Berbagi, Ceria dan Kreatif Menggunakan Barang Bekas Sebagai media Pembelajaran Yang Menarik.

Program pembinaan bisa mengejutkan para penerima alasannya ialah mereka tidak menyangka bahwa ternyata proses mengajar dan berguru bisa dikembangkan menjadi sangat menarik hanya dengan memakai alat bantu berguru yang terbuat dari barang bekas. Salah satu contoh, alat bantu berguru untuk pelajaran matematika ialah tutup botol air mineral yang dibawahnya terdapat angka 0 sampai 9.

Alat ini sanggup dipakai untuk mempelajari konsep perkalian, penjumlahan, pengurangan dsb. Penggunaan alat bantu berguru yang terbuat dari barang bekas apabila disajikan dalam suasana berguru yang menyenangkan tentunya sangat selaras dengan kegiatan pemerintah yang menyarankan bahwa pembelajaran harus bersifat; aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, gembira, dan berbobot.

"Hasil yang didapat oleh para penerima dibutuhkan sanggup ditularkan kembali kepada rekan guru di sekolah mereka masing-masing, sehingga penyetaraan kualitas guru sanggup dilakukan secara berantai," terang Rifa.

Sementara itu, Jane Ross, guru dan Information dan Communication Technology Integrator dari Sinarmas World Academy, dalam kegiatan Educator Sharing Network yang dilaksanakan Sampoerna Foundation Teacher Institute menyampaikan minat berguru belum dewasa bisa dipancing dengan memanfaatkan peralatan digital yang sering mereka manfaatkan.

"Sayangnya banyak guru yang tidak terpikir akan hal itu. Seperti internet, gres dimanfaatkan untuk browsing informasi saja. Padahal, media online ini bisa dimanfaatkan lebih lagi sebagai ajang kreasi dari berguru siswa," kata Jane.

Jane yang juga Apple Distinguished Educator ini mengembangkan pembuatan dongeng anak di SD tempatnya mengajar lewat kegiatan digital story telling yang dinamakan Karya Anak Online. Siswa bisa memanfaatkan telepon selular, webcam, kamera digital, atau komputer untuk bisa membuat film pendek berkisar 45 detik sampai dua menit yang berisi hal-hal yang disukai anak sebagai bab dari pembelajaran di sekolah.

Jane menyampaikan guna meningkatkan literasi siswa sampai mempunyai kemampuan untuk menulis yang baik, guru harus kreatif membuat pembelajaran di kelas dengan memanfaatkan kemajuan teknologi digital. Peralatan teknologi informasi dan komunikasi yang tidak absurd bagi siswa mulai dari internet, telepon selular, dan kamera digital bahwasanya bisa dipakai untuk mendukung pembelajaran yang menyenangkan dan menumbuhkan kreativitas siswa dalam banyak hal.

Program digital story telling ini dikembangkan Jane alasannya ialah risau dengan minimnya bacaan belum dewasa yang berspektif Indonesia. Penulis bacaan anak yang bisa mengisahkan keseharian hidup belum dewasa Indonesia atau bisa menghasilkan bacaan anak sekelas novel Harry Potter dari hasil karya anak bangsa sangat minim.

"Kenapa tidak, upaya untuk melahirkan dongeng anak khas Indonesia itu tiba dari belum dewasa sekolah. Kemajuan teknologi digital yang tidak absurd dengan belum dewasa akan membuat pembelajaran jadi menarik. Anak-anak akan berguru untuk bisa membuat dongeng sendiri. Pelajaran lain juga bisa dibuatkan hal yang sama, sehingga berguru yang menyenangkan itu bisa dialami belum dewasa dari kehidupannya seharI-hari," ujar Jane.

Menurut Jane, hambatan dalam pemanfaatan teknologi digital untuk alat berguru terutama alasannya ialah kemampuan guru yang terbatas. Akibatnya, guru tidak bisa memanfaatkan teknologi sederhana yang tidak absurd pada dunia anak sebagai alat untuk membuat pembelajaran kreatif.

Program Internet Goes To School, misalnya, perlu juga didukung dengan pembinaan tidak sekadar bagaimana bisa mengoperasikan internet dan mencari informasi secara tidak terbatas di dunia maya. Yang tidak kalah penting ialah melatih guru untuk bisa memanfaatkan internet untuk menemukan cara dan metode berguru yang memudahkan dan menyenangkan bagi siswa. [ELN - kompas.com]

Video pilihan khusus untuk Anda 😊 guru yang super kreatif ini, mengerjakan perkalian jadi kreatif;
embelajaran di dalam kelas yang menarik dan menyenangkan bagi siswa masih sulit ditemukan  ✔ Guru Butuh Pelatihan Kreativitas

Belum ada Komentar untuk "✔ Guru Butuh Pembinaan Kreativitas"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel