✔ Implementasi Teori Kecerdasan Beragam Dalam Pembelajaran Jumat, 14 September 2018 Tambah Komentar Edit Baca Juga✔ Hari Pendidikan Nasional Pendidikan Gagal Membentuk Abjad Anak Bangsa✔ Kecerdasan Eksklusif Dalam Bentuk Kecerdasan Emosional✔ Teori Berguru Pembelajaran Matematika Di Sekolah Kecerdasan Anak, kini coba kita bahas lebih luas lagi. Anda atau orang-orang disekitar kita niscaya mempunyai memiliki pandangan atau pendapat sendiri perihal apa yang dimaksud dengan kecerdasan. Menurut beberapa Ahli: Claporede dan Stern, intelegensi diartikan sebagai pembiasaan diri secara mental terhadap situasi atau kondisi baru. K.Bulber mendefinisikan intelegensi sebagai perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau pengertian. David Wechsler beropini intelegensi yaitu kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah, serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif. Asri Budiningsih berpendapat, kecerdasan yaitu suatu kemampuan memecahkan dilema atau menghasilkan sesuatu yang dibutuhkan di dalam latar budaya tertentu. Rentang dilema atau sesuatu yang dihasilkan mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks termasuk mulai dari upaya mengakhiri cerita, menentukan langkah-langkah permainan catur, menambal selimut yang sobek, hingga menghasilkan teori- teori, komposisi musik dan politik. Seseorang dikatakan cerdas jikalau ia sanggup memecahkan dilema yang dihadapi dalam hidupnya dan bisa menghasilkan sesuatu yang berkhasiat bagi umat manusia. Dengan demikian, merujuk beberapa difenisi kecerdasan yang disampaikan oleh para ahli, maka kecerdasan tidak terpaku pada kemampuan akademik, namun di dalamnya meliputi sejumlah kemampuan seseorang; baik fisik maupun psikis yang bekerja secara simultan untuk memecahlan masalah, menyesuaikan diri, merespons stimulus secara sempurna dan benar, dan sebagainya. Yang akan kita bahas selanjutnya yaitu apa yang dikemukakan oleh seorang profesor psikologi dari Harvard University yang juga Tokoh Pencetus Teori Kecerdasan Ganda yaitu Howard Gardner. Howard Gardner menegaskan bahwa skala kecerdasan yang selama ini dipakai, ternyata mempunyai banyak keterbatasan sehingga kurang sanggup meramalkan kesuksesan untuk masa depan seseorang. Menurutnya kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur: 1. Kecerdasan Bahasa 2. Kecerdasan logis matematis 3. Kecerdasan spasial 4. Kecerdasan kinestetis jasmani 5. Kecerdasan musikal 6. Kecerdasan interpersonal 7. Kecerdasan intrapersonal 8. Kecerdasan naturalis Mari kita beri klarifikasi sedikit perihal delapan kecerdasan berdasarkan Howard Gardner dan hubungannya terhadap akseptor didik: 1. Kecerdasan Bahasa (Linguistik)Kecerdasan bahasa berisi kemampuan untuk berfikir dan memakai bahasa dan kata-kata, baik secara tertulis maupun lisan, dalam aneka macam bentuk yang berbeda untuk mengekspresikan gagasan-gagasannya. Peserta didik dengan kecerdasan bahasa yang tinggi umumnya ditandai dengan kesenangannya pada kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan suatu bahasa ibarat membaca, menulis karangan, membuat puisi, menyusun kata-kata mutiara, dan sebagainya. Peserta didik ibarat ini juga cenderung mempunyai daya ingat yang kuat, contohnya terhadap nama-nama orang, istilah-istilah baru, maupun hal-hal yang sifatnya detail. Mereka cenderung lebih gampang berguru dengan cara mendengarkan dan verbalisasi. Dalam hal penguasaan suatu bahasa baru, akseptor didik ini umumnya mempunyai kemampuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan akseptor didik lainnya. Contoh orang-orang yang mempunyai kecerdasan bahasa misalnya: Pengarang, Penyair, Wartawan, Pembicara, Pembaca berita. Meningkatkan kecerdasan bahasa sanggup dilakukana dengan cara mengadakan permainan merangkai kata, buatlah buku harian atau usahakan untuk menulis perihal apa saja yang ada dalam pikiran setiap harinya sebanyak 250 kata, dan sediakan waktu untuk bercerita secara teratur dengan keluarga atau sahabat. 2. Kecerdasan Matematis/LogisKecerdasan logis matematis memuat kemampuan seseorang dalam berpikir secara induktif dan deduktif, berpikir berdasarkan hukum logika, memahami dan menganalisis pola angka-angka, serta memecahkan dilema dengan memakai kemampuan berpikir. Peserta didik dengan kecerdasan logis matematis tinggi cenderung menyenangi kegiatan menganalisis dan mempelajari lantaran akhir terjadinya sesuatu. Ia menyenangi berpikir secara konseptual, contohnya menyusun hipotesis dan mengadakan kategorisasi dan pembagian terstruktur mengenai terhadap apa yang dihadapinya. Peserta didik semacam ini cenderung menyukai kegiatan berhitung dan mempunyai kecepatan tinggi dalam menuntaskan problem matematika. Apabila kurang memahami, mereka akan cenderung berusaha untuk bertanya dan mencari tanggapan atas hal yang kurang dipahaminya itu. Mereka juga sangat menyukai aneka macam permainan yang banyak melibatkan kegiatan berpikir aktif, diantaranya bermain catur dan bermain teka-teki. Dengan demikian seseorang yang mempunyai kecerdasar logis matematis yang tinggi akan terampil dalam melaksanakan hitungan atau kuantifikasi, mengemukakan proposisi dan hipotesis dan melaksanakan operasi matematis yang kompleks. Contoh – pola orang yang mempunyai kecerdasan matematis logis yaitu ilmuwan, matematikawan, akuntan, insinyur, dan pemrogram komputer. Meningkatkan kecerdasan matematis logis sanggup dilakukan dengan cara berlatih menghitung soal-soal matematika sederhana di kepala (berapa 21 X 40 dalam 5 detik), pelajari cara memakai sempoa, sering-seringlah mengisi teka-teki silang/asah otak lainnya. 3. Kecerdasan Visual-SpasialKecerdasan visual-spasial memuat kemampuan seseorang untuk lebih memahami secara lebih mendalam kekerabatan antar objek dan ruang. Peserta didik ini mempunyai kemampuan membuat imajinasi bentuk dalam pikirannya atau kemampuan untuk membuat bentuk-bentuk tiga dimensi ibarat dijumpai pada orang cukup umur yang menjadi pemahat atau arsitek suatu bangunan. Kemampuan membayangkan suatu bentuk kasatmata dan kemudian memecahkan aneka macam dilema sehubungan dengan kemampuan ini yaitu hal yang menonjol pada jenis kecerdasan visual-spasial. Orang-orang ibarat ini akan unggul dalam pencarian jejak. Dengan demikian orang yang mempunyai kecerdasan spasial yaitu orang yang mempunyai kapasitas dalam berfikir secara tiga dimensi. Contoh – pola orang yang mempunyai kecerdasan spasial yaitu pelaut, pilot, pematung, pelukis dan arsitek. Kecerdasan spasial memungkinkan individu sanggup mempersepsikan gambar-gambar baik internal maupun eksternal dan mengartikan atau mengkomunikasikan informasi grafis. Meningkatkan kecerdasan spasial yaitu seringlah berlatih permainan gambar tiga dimensi, puzzle, kubus, dan teka-teki visual lainnya, dekorasi ulang interior dan taman rumah, buatlah struktur benda dengan logo, atau materi mainan tiga dimensi lainnya. 4. Kecerdasan KinestetikKecerdasan kinestetik merupakan kemampuan seseorang untuk secara aktif memakai bagian-bagian atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan aneka macam masalah. Hal ini sanggup dijumpai pada seseorang yang unggul pada salah satu cabang olahraga, ibarat bulu tangkis, sepakbola, tenis, renang, menari baik balet maupun lainnya, terampil berakrobat atau bermain sulap. Seseorang yang mempunyai kecerdasan kinestetik yaitu orang-orang yang terampil memanipulasi objek dan cakap melaksanakan kegiatan fisik. Contoh-contoh orang yang mempunyai kecerdasan kinestetik yaitu atlet, penari, jago bedah, dan pengrajin. Meningkatkan kecerdasan kinestetik sanggup dilakukan dengan cara bergabung dan berlatih bersama dengan klub olahraga di lingkungan, pelajarilah kegiatan dansa, kumpulkanlah aneka macam macam benda yang mempunyai bermacam-macam tekstur dan bentuknya khas, cobalah kenali benda-benda tersebut dengan mata tertutup. 5. Kecerdasan MusikalKecerdasan musikal yaitu kemampuan seseorang untuk peka terhadap suara-suara nonverbal yang berada disekelilingnya, termasuk dalam hal ini yaitu nada dan irama. Seseorang tipe ini cenderung bahagia sekali mendengarkan nada dan irama yang indah, entah melalui senandung yang dilagukan sendiri, ataupun mendengarkan dari alat musik contohnya tape recorder, radio, pertunjukan orchestra, atau alat musik yang dimainkannya sendiri. Mereka juga lebih gampang mengingat sesuatu dan mengekspresikan gagasan-gagasan apabila dikaitkan dengan music. Orang dengan kecerdasan musikal sensitif terhadap nada, melodi, dan irama musik. Orang-orang yang memilki kecerdasan musikal yang baik antara lain ; komposer, konduktor, musisi, kritikus musik, pembuat instrumen dan orang-orang sensitif terhadap unsur suara. Kecerdasan musikal sanggup dilatih dengan cara mengunjungi konser atau pertunjukan musik, bernyanyilah di kamar mandi atau di manapun yang memungkinkan untuk bersenandung, luangkan waktu selama satu jam setiap ahad untuk mendengarkan gaya musik yang tidak dikenal bersahabat (western, jazz, country, world music ,dll). 6. Kecerdasan InterpersonalKecerdasan interpersonal memperlihatkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan orang lain. Mereka cenderung untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain sehingga gampang bersosialisasi dengan lingkungan sekelilingnya. Kecerdasan semacam ini dikenal juga sebagai kecerdasan sosial, yang selain kemampuan menjalin persahabatan yang bersahabat dengan teman, juga meliputi kemampuan ibarat memimpin, mengorganisasi, menangani perselisihan antarteman, memperoleh simpati dari rekannya. Dengan demikian kecerdasan interpersonal yaitu kapasitas yang dimiliki oleh seseorang untuk sanggup memahami dan sanggup melakukan interaksi secara efektif dengan orang lain. Kecerdasan interpersonal akan sanggup dilihat dari beberapa oranng seperti; guru yang sukses, pekerja sosial, aktor, politisi. Saat ini orang mulai menyadari bahwa kecerdasan interpersonal merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan kesuksesan seseorang. Meningkatkan kecerdasan interpersonal yaitu: belilah kotak kartu nama, penuhi dengan nama kontak bisnis, teman, kenalan, kerabat, dan orang lain, serta tetaplah menjalin kekerabatan dengan mereka; luangkan waktu selama 15 menit setiap hari untuk mempraktekkan mendengarkan secara aktif dengan pasangan hidup atau sahabat dekat; bekerjasamalah dengan satu orang atau lebih dalam sebuah proyek yang berdasarkan pada kesamaan minat (seni kain perca, pemain bass, penulisan artikel perihal pantai). 7. Kecerdasan IntrapersonalKecerdasan intrapersonal yaitu kemampuan seseorang untuk peka terhadap persaan dirinya sendiri. Ia cenderung bisa untuk mengenali aneka macam kekuatan maupun kelemahan yang ada pada dirinya sendiri. Orang dengan kecerdasan jenis ini bahagia melaksanakan intropeksi diri, mengoreksi kekurangan maupun kelemahan yang ada pada dirinya sendiri, kemudian mencoba untuk memperbaikinya. Beberapa orang yang mempunyai kecerdasan semacam ini cenderung menyukai kesunyian dan kesendirian, merenung, dan berdialog dengan dirinya sendiri. Kecerdasan intrapersonal diperlihatkan dalam bentuk kemampuan dalam membangun persepsi yang akurat perihal diri sendiri dan memakai kemampuan tersebut dalam membuat planning dan mengarahkan orang lain. Meningkatkan kecerdasan intrapersonal sanggup dilakukan dengan cara sebagai berikut : pilihlah tokoh favorit yang positif, dan baca serta jadikan mereka sebagai mitra imajinasi dalam memecahkan suatu permasalahan yang membutuhkan waktu pemahaman yang dalam, lakukanlah sesuatu yang menyenangkan diri sekurang-kurangnya sekali sehari, luangkan waktu sekitar sepuluh menit setiap sore hari untuk meninjau kembali secara mental aneka macam macam perasaan dan gagasan yang dialami. 8. Kecerdasan NaturalisKecerdasan Naturalis yaitu kemampuan seseorang untuk peka terhadap lingkungan alam, contohnya bahagia berada di lingkungan alam yang terbuka, ibarat pantai, gunung, cagar alam, atau hutan. Orang dengan kecerdasan jenis ini, cenderung suka mengobservasi lingkungan alam ibarat aneka macam bebatuan, jenis-jenis lapisan tanah, aneka macam tanaman dan fauna, benda-benda angkasa dan sebagainya. Para pecinta alam yaitu pola orang tergolong sebagai orang – orang yang mempunyai kecerdasan ini. Metode yang sanggup digunakan untuk meningkatkan kecerdasan naturalis antara lain peliharalah binatang favorit, tingkatkan frekuensi melihat acara mengenai acara tanaman dan fauna, (ini yang paling mudah) cobalah untuk menahan dari untuk tidak merusak lingkungan, ibarat mencorat-coret meja, menginjak rumput kantor, memetik bunga yang sedang tumbuh. Dari kecerdasan yang dikemukakan Howard Gardne diatas sanggup kita simpulkan bahwa Anak-anak semuanya yaitu cerdas, tetapi kita tidak sanggup melihat dan menyebarkan kecerdasan mereka. Teori kecerdasan beragam di atas sanggup kita implementasikan dalam kegiatan pembelajaran. Implementasi teori kecerdasan beragam dalam kegiatan pembelajaran memerlukan sumbangan komponen-komponen sistem persekolahan sebagai berikut : Orang renta murid/Masyarakat Komponen masyarakat, dalam hal ini orang renta murid, perlu memperlihatkan sumbangan yang optimal biar implementasi teori kecerdasan beragam di sekolah sanggup berhasil. Orang tua, dalam konteks pengembangan kecerdasan beragam perlu memperlihatkan sedikit kebebasan pada anak mereka untuk sanggup menentukan kompetensi yang ingin dikembangkan sesuai dengan kecerdasan dan talenta yang mereka miliki. Guru Guru memegang kiprah yang sangat penting dalam implementasi teori kecerdasan majemuk. Agar implementasi teori kecerdasan beragam sanggup mencapai hasil ibarat yang diinginkan ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu : * Kemampuan guru dalam mengenali kecerdasan individu siswa * Kemampuan mengajar dan memanfaatkan waktu mengajar secara proporsional. Kemampuan guru dalam mengenali kecerdasan beragam yang dimiliki oleh siswa merupakan hal yang sangat penting. Faktor ini akan sangat menentukan dalam merencanakan proses berguru yang harus ditempuh oleh siswa. Ada banyak cara yang sanggup dilakukan oleh guru untuk mengenali kecerdasan spesifik yang dimiliki oleh siswa. Semakin dekat kekerabatan antara guru dengan siswa, maka akan semakin gampang bagi para guru untuk mengenali karakteristik dan tingkat kecerdasan siswa. Setelah mengetahui kecerdasan setiap individu siswa, maka langkah – langkah berikutnya yaitu merancang kegiatan pembelajaran. Armstrong (2004) mengemukakan proporsi waktu yang sanggup digunakan oleh guru dalam mengimplementasikan teori kecerdasan beragam yaitu : - 30 % pembelajaran langsung - 30 % berguru kooperatif - 30 % berguru independent Implementasi teori kecerdasan beragam membawa implikasi bahwa guru bukan lagi berperan sebagai sumber (resources), tapi harus lebih berperan sebagai manajer kegiatan pembelajaran. Dalam menerapkan teori kecerdasan majemuk, sistem sekolah perlu menyediakan guru-guru yang kompeten dan bisa membawa anak menyebarkan potensi-potensi kecerdasan yang mereka miliki. Guru musik misalnya, selain bisa memainkan instrumen musik, ia juga harus bisa mengajarkannya sehingga sanggup menjadi panutan yang baik bagi siswa yang mempunyai kecerdasan musikal. Lebih lanujut dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 perihal Sistem Pendidikan Nasional pasal 39 ayat (2) menyebutkan pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melaksanakan pembimbingan dan pelatihan, serta melaksanakan penelitian dan dedikasi kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Sedangkan dalam pasal 32 ayat (1) disebutkan bahwa pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi akseptor didik yang mempunyai tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran lantaran kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau mempunyai potensi kecerdasan dan talenta istimewa. Dalam pembelajaran guru sebagai pendidik berinteraksi dengan akseptor didik yang mempunyai potensi beragam. Untuk itu pembelajaran hendaknya lebih diarahkan kepada proses berguru kreatif dengan memakai proses berpikir divergen (proses berpikir ke macam-macam arah dan menghasilkan banyak alternatif penyelesaian) maupun proses berpikir konvergen (proses berpikir mencari tanggapan tunggal yang paling tepat). Dalam konteks ini guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator dari pada pengarah yang menentukan segala-galanya bagi akseptor didik. Sebagai fasilitator guru lebih banyak mendorong akseptor didik (motivator) untuk menyebarkan inisiatif dalam menjajagi tugas-tugas baru. Guru harus lebih terbuka mendapatkan gagasan-gagasan akseptor didik dan lebih berusaha menghilangkan ketakutan dan kecemasan akseptor didik yang menghambat pemikiran dan pemecahan dilema secara kreatif. Bagaimana hal ini sanggup diwujudkan pada suasana pembelajaran yang sanggup dinikmati oleh akseptor didik? Jawabannya yaitu pembelajaran memakai pendekatan kompetensi, antara lain dalam proses pembelajaran guru: 1. memperlihatkan kesempatan kepada akseptor didik untuk bermain dan berkreativitas, 2. memberi suasana kondusif dan bebas secara psikologis, 3. disiplin yang tidak kaku, akseptor didik boleh mempunyai gagasan sendiri dan sanggup berpartisipasi secara aktif 4. memberi kebebasan berpikir kreatif dan partisipasi secara aktif. Semua ini akan memungkinkan akseptor didik menyebarkan seluruh potensi kecerdasannya secara optimal. Suasana kegiatan belajar-mengajar yang menarik, interaktif, merangsang kedua belahan otak akseptor didik secara seimbang, memperhatikan keunikan tiap individu, serta melibatkan partisipasi aktif setiap akseptor didik akan membuat seluruh potensi akseptor didik berkembang secara optimal. Selanjutnya kiprah guru yaitu menyebarkan potensi akseptor didik menjadi kemampuan yang maksimal Sekolah yang menerapkan teori • Fasilitas Kecerdasan beragam juga perlu menyediakan kemudahan pendukung selain guru yang berkualitas. Fasilitas tersebut sanggup digunakan oleh guru dan siswa dalam meningkatkan kecerdasan-kecerdasan yang spesifik. Fasilitas sanggup berbentuk media pembelajaran dan peralatan serta perlengkapan pembelajaran yang sanggup digunakan untuk meningkatkan kecerdasan majemuk. Contoh kemudahan pembelajaran yang sanggup digunakan untuk meningkatkan kecerdasan beragam antara lain: peralatan musik, peralatan olah raga dan media pembelajaran yang sanggup digunakan untuk melatih kecerdasan spesifik. • Kurikulum dan Sistem penilaian Kurikulum dan Sistem evaluasi yaitu satu kesatuan yang berpengaruh sehingga di dalam kurikulum sanggup di atur sistem evaluasi yang dibutuhkan oleh sekolah yang menerapkan teori kecerdasan beragam berbeda dengan sistem evaluasi yang digunakan pada sekolah konvensional. Sekolah yang menerapkan teori kecerdasan beragam intinya berasumsi bahwa semua individu itu cerdas. Penilaian yang digunakan tidak berorientasi pada input dari proses pembelajaran tapi lebih berorientasi pada proses dan kemajuan (progress) yang diperlihatkan oleh siswa dalam mempelajari suatu keterampilan yang spesifik. Metode evaluasi yang cocok dengan sistem ibarat ini yaitu metode evaluasi portofolio. Sistem evaluasi portofolio menekankan pada perkembangan sedikit demi sedikit yang harus dilalui oleh siswa dalam mempelajari sebuah keterampilan atau pengetahuan. Setiap individu mempunyai potensi yang unik yang harus dikembangkan menjadi kompetensi. Pendidikan merupakan suatu proses yang dilakukan untuk menyebarkan potensi individu menjadi kompetensi. Data disadur dari aneka macam sumber, jikalau Anda merasa pemilik sebagian atau keseluruhan konten diatas dan keberatan ditampilkan. Anda sanggup menghubungi Admin Blog, dan Admin Blog akan dengan bahagia hati menanggapi seruan Anda. Terima kasih | Admin Blog Defantri Punya anak atau saudara yang duduk di dingklik SD atau SMP, coba berikan permainan tangram siapa tahu ia suka. Hasil kreativitas anak dari permainan tangram sanggup diliha pada video berikut; Bagikan Artikel ini
Belum ada Komentar untuk "✔ Implementasi Teori Kecerdasan Beragam Dalam Pembelajaran"
Posting Komentar