✔ Berguru Menciptakan Penelitian Tindakan Kelas (Ptk): Indentifikasi, Pemilihan, Deskripsi Dan Rumusan Dilema Ptk

Belajar Membuat Penelitian Tindakan Kelas  ✔ Belajar Membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK): Indentifikasi, Pemilihan, Deskripsi dan Rumusan Masalah PTKBerikut ini merupakan hal-hal yang perlu dipertimbangkan pada ketika menentukan dilema Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR).

1. Banyaknya Masalah yang Dihadapi Guru

Setiap hari guru mengahadapi banyak masalah, seolah-olah dilema itu tidak ada putus-putusnya. Oleh alasannya yaitu itu guru yang tidak sanggup menemukan dilema untuk CAR sungguh ironis. Merenunglah barang sejenak, atau ngobrollah dengan teman sejawat, Anda akan segera menemukan kembali seribu satu dilema yang telah merepotkan Anda selama ini.

2. Tiga Kelompok Masalah Pembelajaran

Masalah pembelajaran sanggup digolongkan dalam tiga kategori, yaitu (a) pengorganisasian bahan pelajaran, (b) penyampaian bahan pelajaran, dan (c) pengelolaan kelas. Jika Anda berfikir bahwa pembahasan suatu topik dari segi sejarah dan geografi secara bahu-membahu akan lebih bermakna bagi siswa daripada pembahasan secara sendiri-sendiri, Anda sedang berhadapan dengan dilema pengorganisasian materi. Jika Anda suka dengan dilema metode dan media, sebetulnya Anda sedang berhadapan dengan dilema penyampaian materi. Apabila Anda menginginkan kerja kelompok antar siswa berjalan dengan lebih efektif, Anda berhadapan dengan dilema pengelolaan kelas. Jangan terikat pada satu kategori saja; kategori lain mungkin mempunyai dilema yang lebih penting.

3. Masalah yang Berada di Bawah Kendali Guru

Jika Anda yakin bahwa ketiadaan buku yang menimbulkan siswa sukar membaca kembali bahan pelajaran dan mengerjakan PR di rumah, Anda tidak perlu melaksanakan CAR untuk meningkatkan kebiasaan berguru siswa di rumah. Dengan dibelikan buku dilema itu akan terpecahkan, dan itu di luar kemampuan Anda. Dengan perkataan lain yakinkan bahwa dilema yang akan Anda pecahkan cukup layak (feasible), berada di dalam wilayah pembelajaran, yang Anda kuasai. Contoh lain dilema yang berada di luar kemampuan Anda adalah: Kebisingan kelas alasannya yaitu sekolah berada di erat jalan raya.

4. Masalah yang Terlalu Besar

Nilai UAN yang tetap rendah dari tahun ke tahun merupakan dilema yang terlalu besar untuk dipercahkan melalui CAR, apalagi untuk CAR individual yang cakupannya hanya kelas. Faktor yang mempengaruhi Nilai UAN sangat kompleks meliputi seluruh sistem pendidikan. Pilihlah dilema yang sekiranya bisa untuk Anda pecahkan.

5. Masalah yang Terlalu Kecil

Masalah yang terlalu kecil baik dari segi pengaruhnya terhadap pembelajaran secara keseluruhan maupun jumlah siswa yang terlibat sebaiknya dipertimbangkan kembali, terutama jikalau penelitian itu didanai oleh pihak lain. Sangat lambatnya dua orang siswa dalam mengikuti pelajaran Anda misalnya, termasuk dilema kecil alasannya yaitu hanya menyangkut dua orang siswa; sementara masih banyak dilema lain yang menyangkut kepentingan sebagian besar siswa.

6. Masalah yang Cukup Besar dan Strategis

Kesulitan siswa memahami bacaan secara cepat merupakan pola dari dilema yang cukup besar dan strategis alasannya yaitu diharapkan bagi sebagian besar mata pelajaran. Semua siswa memerlukan keterampilan itu, dan dampaknya terhadap proses berguru siswa cukup besar. Sukarnya siswa berkonsentrasi dalam mengikuti pelajaran, dan ketidaktahuan siswa wacana meta berguru (belajar bagaimana belajar) merupakan pola lain dari dilema yang cukup besar dan strategis. Dengan demikian pemecahan dilema akan memberi manfaat yang besar dan jelas.

7. Masalah yang Anda Senangi

Akhirnya Anda harus merasa mempunyai dan bahagia terhadap dilema yang Anda teliti. Hal itu diindikasikan dengan rasa ingin tau Anda terhadap dilema itu dan harapan Anda untuk segera tahu hasil-hasil setiap perlakukan yang diberikan.

8. Masalah yang Riil dan Problematik

Jangan mencari-cari dilema hanya alasannya yaitu Anda ingin mempunyai dilema yang berbeda dengan orang lain. Pilihlah dilema yang riil, ada dalam pekerjaan Anda sehari-hari dan memang problematik (memerlukan pemecahan, dan jikalau ditunda dampak negatifnya cukup besar).

9. Perlunya Kolaborasi

Tidak ada yang lebih seram daripada kesendirian. Dalam collaborative action reseach Anda perlu bertukar fikiran dengan guru kawan dari mata pelajaran sejenis atau guru lain yang lebih senior dalam menentukan masalah.

Identifikasi, Pemilihan, Deskripsi dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah
Dalam mengidentifikasikan masalah, Anda sebaiknya menuliskan semua dilema yang Anda rasakan selama ini.

2. Pemilihan Masalah
Anda mustahil memecahkan semua dilema yang teridentifikasikan itu secara sekaligus, dalam suatu action research yang berskala kelas. Masalah-masalah itu berbeda satu sama lain dalam hal kepentingan atau nilai strategisnya.
Masalah yang satu boleh jadi merupakan penyebab dari dilema yang lain sehingga pemecahan terhadap yang satu akan berdampak pada yang lain; dua-duanya akan terpecahkan sekaligus. Untuk sanggup menentukan dilema secara sempurna Anda perlu menyusun masalah-masalah itu menurut kriteria tersebut: tingkat kepentingan, nilai strategis, dan nilai prerekuisit.
Akhirnya Anda pilih salah satu dari masalah-masalah tersebut, contohnya “Siswa tidak sanggup melihat korelasi antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain.”

3. Deskripsi Masalah
Setelah Anda menentukan salah satu masalah, deskripsikan dilema itu serinci mungkin untuk memberi citra wacana pentingnya dilema itu untuk dipecahkan ditinjau dari pengaruhnya terhadap pembelajaran secara umum maupun jumlah siswa yang terlibat.

Contoh:
Jika diberi pelajaran dengan pendekatan terpadu antara geografi, ekonomi, dan sejarah siswa merasa sukar mentransfer keterampilan dari satu pelajaran ke pelajaran lain. Pelajaran yang saya berikan yaitu geografi, tetapi saya sering mengaitkan pembahasan dengan mata pelajaran lain ibarat ekonomi dan sejarah.

Ketika saya minta siswa mengemukakan hipotesis wacana imbas Danau Toba terhadap perkembangan ekonomi daerah, siswa terasa sangat bingung; padahal mereka telah sanggup mengemukakan hipotesis dengan baik dalam mata pelajaran geografi. Saya khawatir siswa hanya menghafal pada ketika dilatih mengemukakan hipotesis. Padahal dalam kehidupan sehari-hari keterampilan berhipotesis harus sanggup diterapkan di mana saja dan dalam bidang studi apa saja.

Pada hakikatnya setiap hari kita mengemukakan hipotesis. Ketidakbisaan siswa itu terjadi sepanjang tahun, tidak hanya pada permulaan tahun ajaran. Kelihatannya semua siswa mengalami hal yang sama, termasuk siswa yang cerdas. Guru lain ternyata juga mengalami hal yang sama, siswanya sukar mentransfer suatu keterampilan ke mata pelajaran lain.”

4. Rumusan Masalah
Setelah Anda menentukan satu dilema secara seksama, selanjutnya Anda perlu merumuskan dilema itu secara komprehensif dan jelas. Sagor (1992) merinci rumusan dilema action research memakai lima pertanyaan:
1. Siapa yang terkena dampak negatifnya?
2. Siapa atau apa yang diperkirakan sebagai penyebab dilema itu?
3. Masalah apa sebetulnya itu?
4. Siapa yang menjadi tujuan perbaikan?
5. Apa yang akan dilakukan untuk mengatasi hal itu? (tidak wajib, merupakan hipotesis tindakan).

Contoh rumusan masalah:
  • Siswa di SLTP-X tidak sanggup melihat korelasi antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain di sekolah (Ini menjawab pertanyaan 1 dan 3)
  • Grup action research percaya bahwa hal ini merupakan hasil dari jadwal mata pelajaran dan cara guru mengajarkan bahan tersebut (Ini menjawab pertanyaan 2)
  • Kita menginginkan para siswa melihat relevansi kurikulum sekolah, mengapresiasi korelasi antara disiplin-disiplin akademis, dan sanggup menerapkan keterampilan yang diperoleh dalam satu mata pelajaran untuk pemecahan dilema dalam mata pelajaran lain (Ini menjawab pertanyaan 4)
  • Oleh alasannya yaitu itu kita merencanakan integrasi pembelajaran IPA, matematika, bahasa, dan IPS dalam satuan pelajaran interdisiplin berjudul Masyarakat dan Teknologi (Ini manjawab pertanyaan 5)

Contoh pertanyaan penelitian:
  1. Kesulitan apa yang dialami siswa dalam mentransfer keterampilan dari satu mata pelajaran satu ke mata pelajaran lain?
  2. Apakah siswa sanggup mentrasfer keterampilan lebih gampang antara dua mata pelajaran yang disukai?
  3. Apa yang menimbulkan siswa menyukai suatu mata pelajaran?
  4. Apakah ada perbedaan antara prestasi berguru siswa yang berguru dalam kelas mata pelajaran multidisiplin dibandingkan dengan mereka yang dalam kelas mata pelajaran tunggal?

Contoh Proses Belajar Mengajar yang dianjurkan pada Kurikulum 2013, mungkin video berikut sanggup membantu;
Belajar Membuat Penelitian Tindakan Kelas  ✔ Belajar Membuat Penelitian Tindakan Kelas (PTK): Indentifikasi, Pemilihan, Deskripsi dan Rumusan Masalah PTK

Belum ada Komentar untuk "✔ Berguru Menciptakan Penelitian Tindakan Kelas (Ptk): Indentifikasi, Pemilihan, Deskripsi Dan Rumusan Dilema Ptk"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel