✔ Kenali Dan Pahami Citra Anak Usia Prasekolah
Memasukkan anak ke sekolah ialah sebuah langkah kecil yang berdampak besar bagi perkembangan dan pertumbuhan anak. Selain akan berguru hal-hal baru, belum dewasa akan memasuki lingkungan yang gres serta teman-teman gres dan kenalan gres yang selama ini hanya didaptkan di lungkungan rumah. Karena langkah sederhana ini berdampak sangat besar sehingga para orang renta sangat hati-hati dalam menentukan sekolah anak, apalagi belum dewasa kini tampaknya berkembang lebih cepat dari umurnya sehingga orang renta sering salah tafsir dalam menentukan kelas yang akan dimasuki anak-anak.
Untuk itu mari kita kenali citra anak usia pra sekolah, mudah-mudahan sanggup menambah pengetahuan kita perihal perkembangan belum dewasa kita dirumah dan kita sanggup menentukan sekolah yang pas untuk anak.
Karena jikalau pola asuh yang diterapkan orangtua kepada anaknya demokratis yang selalu memberikannya kebebasan beraktivitas tetapi tetap diarahkan orangtuanya, anak akan cenderung bebas melaksanakan acara pembelajaran dalam dirinya tetapi bertanggungjawab akan akhir yang akan diterima kelak, pemberani, mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, tidak tergantung kepada orangtuanya, dan riang gembira.
Sebaliknya jikalau pola asuh orangtua kepada anaknya sewenang-wenang anak akan cenderung takut untuk melaksanakan sesuatu untuk perkembangannya yang lebih baik lantaran apapun acara anak selalu dikekang dan orangtua terlalu takut membebaskan anaknya beraktivitas. Anak akan cenderung penakut, tidak percaya diri, tergantung kepada orangtua, cenderung pendiam, pemurung, tidak gampang tersenyum, dan tidak gembira.
Beberapa hebat psikologi pendidikan memberikan bahwa untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, memulainya harus dari pendidikan anak usia dini, oleh lantaran itu penting mempelajari pola perkembangan anak.
Kebanyakan waktu anak diisi oleh banyak sekali kegiatan untuk mengembangkan potensi dirinya, yang cenderung bersifat akademis menyerupai sekolah, les atau bimbingan belajar. Ada juga orangtua yang mengikutsertakan anak ke banyak sekali les di luar bidang akademis, tapi mungkin tidak sesuai dengan minat anak, maka tidak heran jikalau banyak anak yang tertekan lantaran tuntutan orangtua. Padahal yang mereka butuhkan ialah bermain.
Bermain ialah salah satu cara bagi anak untuk berguru dan mencicipi pengalaman yang baru. Bermain akan mengasah kecerdasan mental, fisik, maupun sosial anak dalam memahami nilai-nilai kehidupan.
Biarkan anak menentukan permainannya, sanggup dengan permainan yang tidak diarahkan (bebas), di sini anak berguru untuk bernegosiasi, bekerja sama, membuatkan dan menuntaskan konflik. Bisa permainan yang diputuskan sendiri oleh anak, di sini anak berguru untuk memutuskan suatu pilihan, bergerak sesuai “iramanya” sendiri, menentukan minatnya, berperan penuh untuk mencapai tujuannya. Secara fisik pun anak di lebih aktif dan lebih sehat.
Pengertian anak usia prasekolah (Silalahi : 2005) ialah “anak usia 4-6 tahun dimana pada masa ini anak telah mencapai kematangan dalam banyak sekali macam fungsi motorik dan diikuti dengan perkembangan intelektual dan sosioemosional”. Selain itu, imajinasi intelektual dan impian anak untuk mencari tahu dan bereksplorasi terhadap lingkungan juga merupakan ciri utama anak pada usia ini.
Parten (Patmonodewo, 2003:33), melalui pengamatannya terhadap anak yang bermain bebas di sekolah, sanggup membedakan beberapa tingkah laris sosial:
Gerakan anak prasekolah lebih terkendali dan terorganisasi dalam polapola. Perkembangan lain yang terjadi pada anak prasekolah, umumnya ialah jumlah gigi yang tumbuh mencapai 20 buah. Gigi susu akan tanggal pada simpulan masa prasekolah.
Gigi yang permanen tidak akan tumbuh sebelum anak berusia 6 tahun. Otot dan sistem tulang akan terus berkembang sejalan dengan usia mereka. Kepala dan otak mereka telah mencapai ukuran orang remaja pada ketika anak mencapai usia prasekolah.
Perkembangan motorik terbagi dua yaitu motorik halus dan motorik kasar.
Motorik garang merupakan gerakan yang terjadi lantaran adanya koordinasi otot-otot besar, menyerupai ; berjalan, melompat, berlari, melempar dan naik. Motorik halus berkaitan dengan gerakan yang memakai otot halus, menyerupai ; menggambar, menggunting, melipat kertas, meronce, dan lain sebagainya.
Ciri khas perkembangan motorik anak prasekolah yang telah penulis sarikan (Dewi : 2005) ialah :
Piaget Patmonodewo, 2003:28) menjelaskan perkembangan kognitif terdiri dari empat tahapan perkembangan yaitu tahapan sensorimotor, tahapan praoperasional, tahapan kongkret operasional dan tahapan formal operasional.
Tahapan-tahapan tersebut berkaitan dengan pertumbuhan kematangan dan pengalaman anak.
Ciri khas perkembangan kognitif anak prasekolah yang telah penulis sarikan (Dewi : 2005) ialah :
Dalam membicarakan perkembangan bahasa terdapat 3 butir yang perlu dibicarakan (Patmonodewo, 2003 : 29), yaitu:
Ciri khas perkembangan bahasa anak prasekolah (Dewi : 2005) adalah:
Ciri khas perkembangan psikososial anak prasekolah (Dewi:2005) adalah:
Jika ingin file secara lengkap sanggup di download pada File UPI
Permainan tangram sanggup meningkatkan imajinasi dan logika anak, Hasil kreativitas anak dari permainan tangram sanggup dilihat pada video berikut;
Untuk itu mari kita kenali citra anak usia pra sekolah, mudah-mudahan sanggup menambah pengetahuan kita perihal perkembangan belum dewasa kita dirumah dan kita sanggup menentukan sekolah yang pas untuk anak.
Anak usia dini ialah masa-masa yang butuh perhatian dan kasih sayang total dari kedua orangtuanya. Apabila anak diasuh dengan pola asuh demokratis maka tumbuh kembang anak akan lebih baik.Gambaran Umum Anak Usia Prasekolah
Karena jikalau pola asuh yang diterapkan orangtua kepada anaknya demokratis yang selalu memberikannya kebebasan beraktivitas tetapi tetap diarahkan orangtuanya, anak akan cenderung bebas melaksanakan acara pembelajaran dalam dirinya tetapi bertanggungjawab akan akhir yang akan diterima kelak, pemberani, mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, tidak tergantung kepada orangtuanya, dan riang gembira.
Sebaliknya jikalau pola asuh orangtua kepada anaknya sewenang-wenang anak akan cenderung takut untuk melaksanakan sesuatu untuk perkembangannya yang lebih baik lantaran apapun acara anak selalu dikekang dan orangtua terlalu takut membebaskan anaknya beraktivitas. Anak akan cenderung penakut, tidak percaya diri, tergantung kepada orangtua, cenderung pendiam, pemurung, tidak gampang tersenyum, dan tidak gembira.
Beberapa hebat psikologi pendidikan memberikan bahwa untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, memulainya harus dari pendidikan anak usia dini, oleh lantaran itu penting mempelajari pola perkembangan anak.
Kebanyakan waktu anak diisi oleh banyak sekali kegiatan untuk mengembangkan potensi dirinya, yang cenderung bersifat akademis menyerupai sekolah, les atau bimbingan belajar. Ada juga orangtua yang mengikutsertakan anak ke banyak sekali les di luar bidang akademis, tapi mungkin tidak sesuai dengan minat anak, maka tidak heran jikalau banyak anak yang tertekan lantaran tuntutan orangtua. Padahal yang mereka butuhkan ialah bermain.
Bermain ialah salah satu cara bagi anak untuk berguru dan mencicipi pengalaman yang baru. Bermain akan mengasah kecerdasan mental, fisik, maupun sosial anak dalam memahami nilai-nilai kehidupan.
Biarkan anak menentukan permainannya, sanggup dengan permainan yang tidak diarahkan (bebas), di sini anak berguru untuk bernegosiasi, bekerja sama, membuatkan dan menuntaskan konflik. Bisa permainan yang diputuskan sendiri oleh anak, di sini anak berguru untuk memutuskan suatu pilihan, bergerak sesuai “iramanya” sendiri, menentukan minatnya, berperan penuh untuk mencapai tujuannya. Secara fisik pun anak di lebih aktif dan lebih sehat.
Anak usia prasekolah ialah masa keemasan (golden age) yang mempunyai arti penting dan berharga lantaran masa ini merupakan pondasi bagi masa depan anak. Masa ini anak mempunyai kebebasan untuk berekspresi tanpa adanya suatu hukum yang menghalangi dan membatasinya.1. Pengertian Anak Usia Prasekolah
Pengertian anak usia prasekolah (Silalahi : 2005) ialah “anak usia 4-6 tahun dimana pada masa ini anak telah mencapai kematangan dalam banyak sekali macam fungsi motorik dan diikuti dengan perkembangan intelektual dan sosioemosional”. Selain itu, imajinasi intelektual dan impian anak untuk mencari tahu dan bereksplorasi terhadap lingkungan juga merupakan ciri utama anak pada usia ini.
Snowman (Patmonodewo, 2003:32) mengemukakan ciri-ciri anak prasekolah (4-6 tahun) yang biasanya ada di TK. Ciri-ciri yang dikemukakan mencakup aspek fisik, sosial, emosi dan kognitif anak.2. Ciri-Ciri Anak Usia Prasekolah
Ciri Fisik Anak Usia Prasekolah
Penampilan maupun gerak-gerik usia prasekolah gampang dibedakan dengan anak yang berada dalam tahapan sebelumnya (Patmonodewo, 2003:32). Ciri-ciri fisik anak usia prasekolah sanggup dikemukakan sebagai berikut:- Anak prasekolah umumnya sangat aktif. Mereka telah mempunyai penguasaan (kontrol) terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang dilakukan sendiri. Berikan kesempatan kepada anak untuk lari, memanjat, dan melompat. Usahakan kegiatan-kegiatan tersebut di atas sebanyak mungkin sesuai dengan kebutuhan anak dan selalu di bawah pengawasan guru.
- Setelah anak melaksanakan banyak sekali kegiatan, anak membutuhkan istirahat yang cukup. Seringkali anak tidak menyadari bahwa mereka harus beristirahat cukup.
- Otot-otot besar pada anak prasekolah lebih berkembang dari kontrol terhadap jari dan tangan. Oleh lantaran itu biasanya anak belum terampil, belum bisa melaksanakan kegiatan yang rumit misalnya, mengikat tali sepatu.
- Anak masih sering mengalami kesulitan apabila harus memfokuskan pandangannya pada objek-objek yang kecil ukurannya, itulah sebabnya koordinasi tangan dan matanya masih kurang sempurna.
- Walaupun tubuh anak ini lentur, tetapi tengkorak kepala yang melindungi otak masih lunak.
- Walaupun anak lelaki lebih besar, dan anak wanita lebih terampil dalam kiprah yang bersifat praktis, khususnya dalam kiprah motorik halus, tetapi sebaiknya jangan mengeritik anak lelaki apabila ia tidak terampil. Jauhkanlah dari sikap membandingkan lelaki dan perempuan.
Ciri Sosial Anak Usia Prasekolah
Anak prasekolah biasanya gampang bersosialisasi dengan orang disekitarnya. Ciri-ciri sosial anak usia prasekolah sanggup dikemukakan sebagai berikut:- Umumnya anak pada tahapan ini mempunyai satu atau dua sahabat, tetapi sahabat ini biasanya cepat berganti. Mereka umumnya sanggup cepat beradaptasi secara sosial, mereka mau bermain dengan teman. Sahabat yang dipilih biasanya yang sama jenis kelaminnya, tetapi kemudian berkembang sahabat yang terdiri dari jenis kelamin yang berbeda.
- Kelompok bermainnya cenderung kecil dan tidak terlalu terorganisasi secara baik, oleh lantaran itu kelompok tersebut cepat berganti-ganti.
- Anak yang lebih muda seringkali bermain bersebelahan dengan anak yang lebih besar.
- Tingkah laris ‘unoccupied’: Anak tidak bermain dengan sesungguhnya. Ia mungkin berdiri di sekitar anak lain dan memandang temannya tanpa melaksanakan kegiatan apa pun.
- Bermain soliter. Anak bermain sendiri dengan memakai alat permainan, berbeda dari apa yang dimainkan oleh sahabat yang ada di dekatnya. Mereka tidak berusaha untuk saling bicara.
- Tingkah laris ‘onlooker’. Anak menghasilkan waktu dengan mengamati. Kadang memberi komentar perihal apa yang dimainkan anak yang lain, tetapi tidak berusaha untuk tidak main bersama.
- Bermain paralel. Anak-anak bermain dengan saling berdekatan, tetapi tidak sepenuhnya bermain bersama dengan anak lain. Mereka memakai alat mainan yang sama, berdekatan tetapi dengan cara yang tidak saling bergantung.
- Bermain asosiatif. Anak bermain dengan anak lain tetapi tanpa organisasi. Tidak ada kiprah tertentu, masing-masing anak bermain dengan caranya sendiri-sendiri.
- Bermain kooperatif. Anak bermain dalam kelompok di mana ada organisasi. Ada pemimpinnya, masing-masing anak melaksanakan kegiatan bermain dalam kegiatan bersama, contohnya main toko-tokoan atau perangperangan.
- Anak usia prasekolah biasanya mengekspresikan emosinya dengan bebas dan terbuka. Sikap murka sering diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut.
- Iri hati pada anak usia prasekolah sering terjadi. Mereka seringkali memperebutkan perhatian guru.
Ciri Kognitif Anak Usia Prasekolah
- Anak prasekolah umumnya telah terampil dalam berbahasa, sebagian dari mereka bahagia bicara, khususnya dalam kelompoknya. Sebaiknya anak diberi kesempatan untuk berbicara, sebagian dari mereka perlu dilatih untuk menjadi pendengar yang baik.
- Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi, minat, kesempatan, mengagumi, dan kasih sayang.
- Lakukan interaksi sesering mungkin dan bervariasi dengan anak.
- Tunjukkan minat terhadap apa yang dilakukan dan dikatakan anak.
- Berikan kesempatan kepada anak untuk meneliti dan mendapatkan pengalaman dalam banyak hal.
- Berikan kesempatan dan dorongan untuk melaksanakan banyak sekali kegiatan secara mandiri.
- Doronglah semoga anak mau mencoba mendapatkan keterampilan dalam banyak sekali tingkah laku.
- Tentukan batas-batas tingkah laris yang diperbolehkan oleh lingkungannya.
- Kagumilah apa yang dilakukan anak.
- Sebaiknya apabila berkomunikasi dengan anak, lakukan dengan hangat dan dengan ketulusan hati.
3. Karakteristik Anak Usia Prasekolah
Perkembangan Motorik
Pada ketika anak mencapai tahapan prasekolah (4-6 tahun) ada ciri yang terang berbeda antara anak usia bayi dan anak usia prasekolah. Perbedaannya terletak dalam penampilan, proporsi tubuh, berat, panjang tubuh dan keterampilan yang mereka miliki. Bertambahnya usia, perbandingan antar serpihan tubuh akan berubah.Gerakan anak prasekolah lebih terkendali dan terorganisasi dalam polapola. Perkembangan lain yang terjadi pada anak prasekolah, umumnya ialah jumlah gigi yang tumbuh mencapai 20 buah. Gigi susu akan tanggal pada simpulan masa prasekolah.
Gigi yang permanen tidak akan tumbuh sebelum anak berusia 6 tahun. Otot dan sistem tulang akan terus berkembang sejalan dengan usia mereka. Kepala dan otak mereka telah mencapai ukuran orang remaja pada ketika anak mencapai usia prasekolah.
Perkembangan motorik terbagi dua yaitu motorik halus dan motorik kasar.
Motorik garang merupakan gerakan yang terjadi lantaran adanya koordinasi otot-otot besar, menyerupai ; berjalan, melompat, berlari, melempar dan naik. Motorik halus berkaitan dengan gerakan yang memakai otot halus, menyerupai ; menggambar, menggunting, melipat kertas, meronce, dan lain sebagainya.
Ciri khas perkembangan motorik anak prasekolah yang telah penulis sarikan (Dewi : 2005) ialah :
- Anak mempunyai kemampuan motorik yang bersifat kompleks, yaitu bisa mengkombinasikan gerakan motorik dengan seimbang. Keterampilan koordinasi motorik garang terbagi atas tiga kelompok yaitu keterampilan lokomotorik (berlari, melompat, menderap, meluncur, berguling, berhenti, berjalan sesudah berhenti sejenak, menjatuhkan diri, dan mengelak), keterampilan nonlokomotorik (menggerakan anggota tubuh dengan posisi tubuh membisu ditempat, berayun, berbelok, mengangkat, bergoyang, merentang, memeluk, melengkung, memutar dan mendorong), dan keterampilan memproyeksi, menangkap dan mendapatkan (dapat dilihat pada waktu anak menangkap bola, menggiring bola, melempar bola, menendang bola, melambungkan bola, memukul dan menarik).
- Anak mempunyai motivasi instrinsik sehingga tidak mau berhenti melaksanakan acara fisik baik yang melibatkan gerakan motorik halus maupun motorik kasar.
Perkembangan Kognitif
Kognitif seringkali diartikan sebagai kecerdasan atau berpikir. Kognitif ialah pengertian yang luas mengenai berpikir dan mengamati, jadi kognitif merupakan tingkah laku-tingkah laris yang menjadikan orang memperoleh pengetahuan. Perkembangan kognitif memperlihatkan perkembangan dari cara anak berpikir. Kemampuan anak untuk mengkoordinasikan banyak sekali cara berpikir untuk menuntaskan banyak sekali duduk kasus sanggup dipergunakan sebagai tolok ukur pertumbuhan kecerdasan.Piaget Patmonodewo, 2003:28) menjelaskan perkembangan kognitif terdiri dari empat tahapan perkembangan yaitu tahapan sensorimotor, tahapan praoperasional, tahapan kongkret operasional dan tahapan formal operasional.
Tahapan-tahapan tersebut berkaitan dengan pertumbuhan kematangan dan pengalaman anak.
Ciri khas perkembangan kognitif anak prasekolah yang telah penulis sarikan (Dewi : 2005) ialah :
- Anak sudah bisa menggambarkan objek yang secara fisik tidak hadir, menyerupai anak bisa menyusun balok kecil untuk membangun rumah-rumahan, dan menggambar.
- Anak tidak bisa memahami prespektif atau cara berpikir orang lain (egosentris), menyerupai ketika menggambar anak memperlihatkan gambar ikan dari sudut pengamatannya.
- Anak belum bisa berpikir kritis perihal apa yang ada dibalik suatu kejadian, menyerupai anak tidak bisa menjawab alasan mengapa menyusun balok menyerupai ini.
Perkembangan Bahasa
Bahasa sebagai alat komunikasi tidak hanya berupa bicara, sanggup diwujudkan dengan tanda arahan tangan atau anggota tubuh lainnya yang mempunyai hukum sendiri yang menjelma komunikasi melalui ujaran yang tepat dan jelas.Dalam membicarakan perkembangan bahasa terdapat 3 butir yang perlu dibicarakan (Patmonodewo, 2003 : 29), yaitu:
- Ada perbedaan antara bahasa dan kemampuan berbicara. Bahasa biasanya dipahami sebagai sistem tata bahasa yang rumit dan bersifat semantik, sedangkan kemampuan bicara terdiri dari ungkapan dalam bentuk kata-kata. Walaupun bahasa dan kemampuan berbicara sangat erat hubungannya tapi keduanya berbeda.
- Terdapat dua tempat pertumbuhan bahasa yaitu bahasa yang bersifat pengertian/reseptif (understanding) dan pernyataan/ekspresif (producing). Bahasa pengertian (misalnya mendengarkan dan membaca) memperlihatkan kemampuan anak untuk memahami dan berlaku terhadap komunikasi yang ditujukan kepada anak tersebut. Bahasa ekspresif (bicara dan tulisan) memperlihatkan ciptaan bahasa yang dikomunikasikan kepada orang lain.
- Komunikasi diri atau bicara dalam hati, juga harus dibahas. Anak akan berbicara dengan dirinya sendiri apabila berkhayal, pada ketika merencanakan menuntaskan masalah, dan menyerasikan gerakan mereka.
Ciri khas perkembangan bahasa anak prasekolah (Dewi : 2005) adalah:
- Terjadi perkembangan yang cepat dalam kemampuan bahasa anak. Anak sanggup memakai kalimat dengan baik dan benar.
- Telah menguasai 90% dari fonem (satuan suara terkecil yang membedakan kata menyerupai kemampuan untuk merangkaikan suara yang didengarnya menjadi satu kata yang mengandung arti contohnya i, b, u menjadi ibu) dan sintaksis (tata bahasa, misal saya memberi makan ikan” bukan ”ikan saya makan beri”) bahasa yang digunakan.
- Dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan. Anak sudah sanggup mendengarkan orang lain berbicara dan menanggapi pembicaraan tersebut.
- Sudah sanggup mengucapkan lebih dari 2.500 kosakata.
- Lingkup kosakata yang sanggup diucapkan anak mencakup warna, ukuran, bentuk, rasa, aroma, keindahan, kecepatan, suhu, perbedaan, perbandingan, jarak, permukaan (kasar dan halus)
- Mampu menjadi pendengar yang baik.
- Percakapan yang dilakukan telah menyangkut banyak sekali komentar terhadap apa yang dilakukan oleh dirinya sendiri dan orang lain, serta apa yang dilihatnya.
- Sudah sanggup melaksanakan ekspresi diri, menulis, membaca bahkan berpuisi.
Perkembangan Psikososial
Merupakan perkembangan yang membahas perihal perkembangan kepribadian manusia, khususnya yang berkaitan dengan emosi, motivasi dan perkembangan kepribadian.Ciri khas perkembangan psikososial anak prasekolah (Dewi:2005) adalah:
- Sudah sanggup mengontrol perilakunya sendiri.
- Sudah sanggup mencicipi humoris (misalnya, ikut tertawa ketika orang remaja tertawa atau ada hal-hal yang lucu).
- Rasa takut dan cemas mulai berkembang, dan hal ini akan berlangsung hingga usia 5 tahun.
- Keinginan untuk berbohong mulai muncul, akan tetapi anak takut untuk melakukannya.
- Perasaan humor berkembang lebih lanjut.
- Sudah sanggup mempelajari mana yang benar dan yang salah.
- Sudah sanggup menenangkan diri
- Pada usia 6 tahun anak akan menjadi sangat asertif, sering berperilaku menyerupai boss (atasan), medominasi situasi, akan tetapi sanggup mendapatkan nasehat.
- Sering bertengkar tetapi cepat berbaikan kembali.
- Anak sudah sanggup memperlihatkan sikap marah.
- Sudah sanggup membedakan yang benar dan yang tidak benar, dan sudah sanggup mendapatkan peraturan dan disiplin.
Jika ingin file secara lengkap sanggup di download pada File UPI
Permainan tangram sanggup meningkatkan imajinasi dan logika anak, Hasil kreativitas anak dari permainan tangram sanggup dilihat pada video berikut;
Belum ada Komentar untuk "✔ Kenali Dan Pahami Citra Anak Usia Prasekolah"
Posting Komentar